sumber
- 5 -
Al Imam Naser Mohammed Al Yamani
17 – 07 – 1430H
10 – 07 – 2009M
01:50 am
ــــــــــــــــــــــ
Fatwa Imam Mahdi Mengenai Suara Wanita, Nyanyian Lagu Dan Musik..
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, selawat dan salam ke atas Penutup nabi dan rasul, juga ke atas keluarganya yang baik dan suci, serta para pengikut kebenaran hingga Hari Pembalasan..
Saudaraku yang mulia, mengenai suara wanita, aku tidak temukan dalam Kitabullah bahawa ianya aurat
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah pada mereka dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (53)
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab]
Kami beristinbath menetapkan bahawa suara wanita bukanlah aurat melalui firman Allah Ta’ala: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah pada mereka dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka, Maha Benar Allah, kerana itu kami tidak melarang percakapan di antara lelaki dan wanita meskipun bukan dari mahram mereka, tatkala seorang asing bertanya pada seorang wanita mengenai sesuatu, hendaklah wanita itu menjawabnya dan bercakap padanya, tidak ada kesalahan atas wanita itu
Sebagai contoh, kita dapati Nabi Musa -‘alayhis sholaatu wassalaam-, dirinya adalah nabi Allah ketika dia menemukan dua wanita sedang menghambat kambing ternakan mereka, nabi Musa menghormati mereka berdua atas sifat malu pada mereka, yang mana mereka berdua tidak bersesak-sesak dan bersaing dengan para lelaki di sumber air Madyan
Kerana itu nabi Allah Musa mahu berdesakan dengan para lelaki itu agar Musa dapat mengambilkan air untuk kedua wanita itu, namun Musa ingin memastikan adakah demikian itu yang menyebabkan mereka tidak mendekati sumber air, kerana itu Musa bertanya mereka:
"Apa hal kamu berdua?"
Allah Ta’ala berfirman:
Dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum (binatang ternak masing-masing), dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan kambing-kambingnya. dia bertanya: "Apa hal kamu berdua?" Mereka menjawab: "Kami tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya ". (23) Maka Musa pun memberi minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia pergi ke tempat teduh lalu berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian yang Engkau berikan". (24) Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu malu sambil berkata:" Sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami". Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya: "Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu ". (25) Salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata: "Wahai ayah, ambilah dia menjadi orang upahan (mengembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah". (26)
Maha Benar Allah
[Al Qashash]
Namun begitu tidak diperbolehkan bagi wanita untuk bercakap-cakap dengan orang asing, melainkan dengan ucapan yang sopan beradab dan terhormat, dengan syarat tanpa ungkapan kata lemah lembut manja, kerana Allah melarang wanita tunduk dalam berbicara lemah lembut manja dengan lelaki asing
Tatkala ada lelaki asing berbicara dengan wanita lalu si wanita membalas dengan ungkapan lemah lembut manja, maka di sini wanita itu berisiko terjebak dalam bahaya, kelak dengan tingkahlaku wanita itu akan membuatkan si lelaki tergetar dan terpesona, lantas lelaki yang dihatinya ada penyakit akan menyangka wanita itu menyukainya, dia menyangka wanita itu telah jatuh cinta padanya, lantas lelaki itu menggodanya untuk menundukkan dirinya.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Oleh itu janganlah kamu berkata-kata dengan lembut manja (semasa bercakap dengan lelaki asing) kerana yang demikian boleh menimbulkan keinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya (menaruh tujuan buruk kepada kamu), dan sebaliknya berkatalah dengan kata-kata yang baik (sesuai dan sopan). (32)
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab]
Jika demikian suara wanita -sama ada suara sebenar maupun suara dalam televisi- bukanlah aurat, perkara yang Allah perintahkan kepada para wanita Nabi -shollallaahu ‘alayhi wasallam-, dan para wanita yang beriman, adalah mengenakan hijab menutup lengkap dari atas hingga bawah wanita, kerana keseluruhan tubuh wanita dan anggota-anggota badannya adalah aurat dalam muhkam Kitabullah
Wahai para saudari Imam Mahdi seluruh muslimah semua, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berhijab lengkap sempurna ketika berada di antara orang-orang ajnabi, yakni orang-orang asing dan orang luar, dari kalangan orang-orang yang tidak dijadikan sebagai mahram kalian oleh Allah
Allah juga menyatakan kepada kalian, bahawa yang demikian itu lebih mudah dan lebih dekat pada ketakwaan, agar keindahan dan kecantikan kalian tidak diketahui, menyebabkan kalian terdedah pada bahaya dan gangguan orang-orang yang terangsang pada fitnah, yaitu orang-orang yang mengikuti nafsu syahwat mereka
Sebab itu Allah telah memerintahkan kalian agar tidak menampakkan perhiasan kalian kepada sesiapapun dari kalangan lelaki kecuali kepada suami kalian, oleh kerana itu Allah telah memperbolehkan kalian buat menampakkan hanya bahagian yang biasa tampak dari perhiasan kalian, yaitu wajah dan telapak tangan sahaja di depan mahram kalian.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain bersambung dengan penutup kepala, dapat di angkat dan diturunkan buat menutupi wajah, leher dan tengah badan) ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (31)
Maha Benar Allah
[An Nuur]
Adapun di hadapan selain mahram, Allah perintah para wanita muslimah untuk berhijab lengkap
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (59)
Maha Benar Allah
[Al Ahzaab]
Kecuali wanita-wanita berumur dari kalian yang telah berhenti haid, dan mereka tidak berharap lagi untuk menikah, maka Allah memperbolehkan mereka untuk menampakkan wajah dan kedua telapak tangan di depan manusia secara umum, dengan syarat hendaklah tidak berhias diri dengan solekan pada wajah.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian luar mereka (jilbab besar) dengan tidak menampakkan perhiasan (solekan dan sebagainya pada wajah
Maha Benar Allah
[An Nuur:60]
Masih ada pada kita tentang nyanyian lagu, kami fatwakan mengenainya dengan kebenaran:
Bahawasanya setiap nyanyian lagu mempunyai syair lirik, dan syair lirik pula yang baiknya maka baiklah, dan lirik yang buruk maka buruklah ia, fitnahnya dapat menimpa emosi dan perasaan, khususnya rakaman lagu yang mengandungi ungkapan-ungkapan romantis cinta berahi
Adapun permainan musik hiburan dan nyanyian dendangan, maka aku tidak melarangnya dan aku mendiamkan perihalnya, sebagaimana orang-orang sebelumku tidak mengatakan terhadapnya, kerana kita tidak boleh mengatakan ini halal dan ini haram dengan persangkaan yang tidak berguna sama sekali buat mendapatkan kebenaran, selagi tidak ada padanya nash yang jelas dalam Kitabullah atau pada Sunnah Rasul-Nya yang benar.
Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
Dan janganlah kamu berdusta dengan sebab apa yang disifatkan oleh lidah kamu: "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan sesuatu yang dusta terhadap Allah; sesungguhnya orang-orang yang berdusta terhadap Allah tidak akan berjaya. (116)
Maha Benar Allah
[An Nahl]
Salam sejahtera ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..
Saudara Kalian Al Imam Al Mahdi Naser Mohammed Al Yamani
ـــــــــــــــــــــ
اقتباس المشاركة 295103 من موضوع Bayan Keterangan Mengenai Hijab Islami Untuk Seluruh Wanita Umat Islam..
اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..